Urgensi taubat

Ditulis oleh: -
Secara psikologis orang merasa perlu bertaubat karena marasa terganggu hubungannya dengan Allah Subhanahu Wa Ta'ala (yang dikasihi atau yang ditakuti). Orang yang merasa tidak ada hubungannya dengan Allah maka baginya tidak ada konsep taubat, tetapi bagi orang yang beriman - sesuai dengan tingkat ketebalan dan ketipisan imannya- perbuatan dosa menyebabkan ia terganggu hubungannya dengan Allah. Ia tidak lagi dapat berdoa, apalagi bermanja-manja kepada Nya. Pembuka pintu pertama untuk memperbaiki hubungannya dengan Allah adalah dengan taubat. Dalam ilmu tasauf dikenal adanya tangga-tangga atau stasiun-stasiun (maqamat) yang harus diliwati oleh setiap salik ketika ia mendekatkan diri dengan Allah.

Taubat Sebagai Stasiun Pertama
Meski para sufi berbeda pendapat tentang urut-urutan stasiun, tetapi semuanya sepakat tentang stasiun pertama, yaitu taubat. Semua pendaki atau salik harus terlebih dahulu berhasil melalui stasiun taubat, karena ia merupakan persinggahan awal dan pintu gerbang bagi perjalanan selanjutnya. Selanjutnya “sertifikat” taubat yang masih berlaku harus selalu ditunjukkan pada setiap stasiun berikutnya bahkan sampai stasiun terakhir.

Hakikat Taubat
Dalam perspektip surat al Fatihah sebagai dasar perjalanan tasauf, taubat artinya , manusia kembali kepada Allah melalui jalan lurus ( sirat al mustaqim) dan menjauhi jalan yang dimurkai (al maghdhub) dan jalan yang sesat (ad dhallin). Keputusan untuk memilih jalan yang lurus (sirat al mustaqim) tak mungkin dilakukan oleh orang yang tidak mengetahui dosa, dan tak mungkin pula bagi orang yang tetap berada pada jalur dosa. Bagi orang yang bertaubat, dosa merupakan sesuatu yang memalukan dan merupakan penghalang dari perlindungan (`ishmah) Allah.

0 komentar "Urgensi taubat", Baca atau Masukkan Komentar

Posting Komentar