
artinya : Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu : wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia; dan di sisi Allahlah tempat kembali yang baik (surga) (QS 3:14)
Adalah manusiawi jika kita tertarik kepada lawan jenis, bangga memiliki anak-anak yang banyak dan sukses, senang memiliki benda-benda berharga, kendaraan bagus , kebun luas dan Mobil mewah.
Kita secara Perilaku juga dipengaruhi oleh pola konsumsi. Makanan yang bergizi akan berpengaruh positip pada kemampuan fisik dan mental, makanan yang kurang bergizi akan membuat orang lemah fisik dan bisa juga lemah mental. Demikian juga makanan yang halal akan membuat konsumennya memiliki etos halal dan mudah melakukan perbuatan yang halal , resisten terhadap perbuatan yang haram. Sebaliknya makanan yang haram meski bergizi akan mendorong konsumennya mudah melakukan perbuatan haram. Kata Nabi dalam hadisnya, bahwa sepotong daging dalam tubuh kita yang berasal dari makanan haram akan mendorongnya pada perilaku yang menggiring kita ke neraka (qith`at al lahmi min al haram ahaqqu ila an nar). Kata nabi juga, syaitan itu berjalan dalam tubuh manusia mengikuti jalan peredaran darahnya. Artinya orang yang hidupnya dibesarkan oleh produk syaitan (kejahatan) maka ia akan selalu terseret pada perbuatan syaitan (kejahatan).
Adalah keliru, mengharapkan kebahagiaan abadi dalam rumah tangga semata-mata mengandalkan kesejahteraan materi. Kebahagiaan materi akan menjadi spiritual jika orang terlibat kerja keras dan halal ketika memperolehnya. Bekas orang miskin yang kemudian sukses menjadi orang kaya raya secara halal, ia akan menceriterakan kemiskinan masa lalunya dengan senyuman indah. Sebaliknya orang miskin yang dulunya adalah pewaris kekayaan besar tetapi kemudian bangkrut karena tidak memiliki etos kerja yang benar, maka ia dengan sedih dan pilu menceriterakan kejayaan masa lalunya. Keindahan rumah tangga adalah jika dari awal, pasangan suami isteri itu berkesempatan melewati tahap-tahap perjuangan hidup hingga sukses bersama. Selanjutnya adalah kebahagiaan orang tua, jika sukses mewariskan etos kerja keras dan halal kepada anak-anaknya, bukan sekedar mewariskan hartanya yang banyak. Sudah barang tentu sungguh suatu keberuntungan, jika seorang perempuan dilamar oleh orang kaya yang sholeh, sebagaimana sungguh beruntung seorang pemuda miskin yang saleh diambil mantu oleh keluarga kaya yang sholeh.
0 komentar "Tuntunan Memilih Pasangan", Baca atau Masukkan Komentar
Posting Komentar