AKAL DAN MOTIVASI PERILAKU

Ditulis oleh: -
Akal

Akal berasal dari bahasa Arab aqala artinya adalah mengingat atau menahan, tetapi secara umum akal itu dipahami sebagai potensi yang disiapkan untuk menerima ilmu pengetahuan (al-quwwah al-mubayyi’ah liqobul al-‘ilmu). Dalam psikologi modern, akal dipahami sebagai kecakapan memecahkan masalah (problem solving capacity).

Dalam al-Qu’an, kata aqal (berbeda dengan qalb) tidak pernah disebut dalam bentuk kata benda atau isim,tetapi selalu dalam bentuk fi’il atau kata kerja, yaitu 1 ayat berbunyi ‘aqaluhu, 24 ayat ta’qiluna, 1 ayat na’qilu, 1 ayat ya’qiluna dan 22 ayat berbunyi ya’qiluna.

Dari 49 ayat tersebut, kata aqal mengandung pengertian : mengerti, memahami dan berpikir. Tetapi pengertian berpikir juga diungkapkan dalam al-Qur’an dengan kata lain, seperti :
1. Nazara,( ingat makna nalar atau penalaran), yang artinya melihat secara abstrak (QS. 50 : 6-7; (QS. 86 : 5-7; QS. 88 : 17-20).
2. Tadabbara atau tadabbur, yang artinya merenungkan (QS. 38 : 29; QS. 47 : 24).
3. Tafakkara atau tafakkur, yang artinya berpikir (QS. 16 : 68-69; QS. 45 : 12-13).
4. Faqiha atau fiqh atau tafaqquh, yang artinya mengerti (QS. 17 : 44; QS. 16 : 97-98; QS. 9 : 12).
5. Tazakkara, yang artinya mengingat, memperoleh pengertian, mendapatkan pelajaran, memperhatikan dan mempelajari (QS. 16 : 17; QS. 39 : 9; QS. 51 : 47-49).
6. Fahima, yang artinya memahami (QS. 21 : 78-79).
Selain itu, al-Qur’an juga menyebut orang yang berpikir dengan istilah lain ; seperti ulu al-‘ilmi, ulul al-albab, ulu al-abshar dan ulu an-nuha. (QS. 2 : 179-197; QS. 20 : 54; QS. 24 : 44).
Meski banyak istilah dalam al-qur’an, tetapi kata ‘aqala mengandung arti yang pasti yaitu mengerti, memahami, dan berpikir. Hanya saja al-Qur’an tidak menerangkan bagaimana proses berpikir seperti yang dibahas dalam psikologi. Al-Qur’an juga tidak menerangkan mana yang merupakan daya pikir dan mana yang alat pikir, tidak juga menerangkan apakah pusat kegiatan berpikir itu di kepala atau di dalam dada, tetapi menyebut bahwa qalb yang di dada juga berpikir (yafqahu) seperti akal (QS. 7 : 179; QS. 9 : 93 dan QS. 47 : 24).

Motivasi Perilaku

Teori Psikoanalisa Freud menyebutkan bahwa manusia memiliki Id yang menjadi pusat lahirnya dorongan-dorongan nafsu atau libido, yang menjadi motif dari tingkah laku manusia. Nampaknya al-Qur’an juga membahas semacam motif perilaku, yaitu apa yang disebut dengan syahwat. Tetapi berbeda dengan teori psikoanalisa yang menempatkan manusia sebagai makhluk yang “rendah”, yang tunduk kepada keinginan bawah sadarnya, atau teori behaviourisme yang menempatkan manusia sebagai makhluk yang sangat rapuh, yang tidak mampu melawan lingkungan, maka al-Qur’an menempatkan manusia sebagai makhluk yang memiliki fitrah, dan manusia tidak bisa tidak tunduk kepada fitrahnya.

0 komentar "AKAL DAN MOTIVASI PERILAKU", Baca atau Masukkan Komentar

Posting Komentar