Mengatasi Nada Fals
Ketika bernyanyi live seorang penyanyi terkadang ’terpeleset’ ke dalam nada-nada fals. Hal ini cukup wajar terjadi, karena biasanya diakibatkan oleh beberapa faktor kendala, sebagaimana telah dibahas pada tulisan saya sebelumnya. Akan tetapi, akan sangat tidak wajar jika penyanyi tersebut selalu fals dalam setiap penampilannya. Tentunya ada something wrong di balik itu.
Apakah ia harus pensiun sebagai penyanyi?? Oh tidak, tentunya kesimpulan itu terlalu dini. Setidaknya ia harus berusaha terlebih dahulu untuk memperbaiki kemampuan vokalnya melalui latihan intensif. Setahap demi setahap ia akan memiliki kepekaan terhadap nada, sehingga ia mampu untuk mengontrol nadanya dengan baik.
Di dalam term akademis dikenal teknik latihan solfegio (baca:solfej). Bentuk latihan solfegio bervariasi, mulai dari yang termudah sampai ke tingkat yang relatif sulit. Gunanya adalah untuk melatih ketajaman dan ketepatan nada si penyanyi. Salah satu bentuk latihan solfegio yang cukup praktis dan mudah digunakan adalah teknik latihan yang dikenal dengan nama ’moami amo’.
Sesuai dengan tujuannya, yakni untuk melatih kepekaan nada, latihan ini bertumpu kepada penguasaan tangga nada melalui naik turunnya nada. Selain untuk melatih kepekaan nada, ’moami amo’ juga sangat bermanfaat untuk lebih melenturkan vokal. Tak sedikit penyanyi pemula masih memiliki vokal yang cenderung ’kaku’. Maksudnya, ketika menemukan perpindahan nada tertentu (misal cengkok dangdut, legato, dll) sangat sulit ia raih. Nah melalui ’moami amo’ ini kendala itu bisa diatasi.
Oke, sekarang kita coba praktekkan. Ikuti nada-nada di bawah ini :
| 1 3 | 2 4 | 3 5 | 4 2 | 1 . | . . | . . |
mo o a a mi i a a mo
moamiamo
Ulangi beberapa kali hingga nada demi nada terkuasai dengan baik. Untuk ’moami amo’ pertama, cari dan tentukan nada dasar yang paling bawah. Ingat, kontrol selalu setiap nada yang dinyanyikan. Pastikan nada benar benar pas! Setelah itu baru dinaikkan nada dasarnya satu demi satu. Lakukan terus hingga mencapai nada tertinggi yang bisa dikuasai. Jika telah mencapai nada dasar yang cukup tinggi, ada kendala yang biasa dijumpai, yaitu nada 5 (sol) akan semakin sulit dicapai. Oleh karena itu, perketat lagi kontrol nada, khususnya terhadap nada 5 (sol) tadi.
So, coba dulu aja….
Lakukanlah latihan bernyanyi dengan menutup salah satu telinga, bisa telinga kiri atau kanan. Dengan menutup salah satu telinga ketika bernyanyi, kita bisa lebih jelas mendengar output vocal kita. So, kita bisa lebih mudah mengontrol nada yang kita keluarkan.
Cara ini bisa juga dilakukan ketika kita sedang bernyanyi di atas panggung. Di tengah bingarnya iringan musik, terkadang kita sulit mengontrol nada. Nah, dengan menutup salah satu telinga, vocal kita akan lebih terkontrol. Tapi, untuk menjaga performance, sebaiknya cara ini dilakukan ketika diperlukan saja. Jangan terlalu sering, cukup ketika kita betul betul sangat sulit mengontrol nada atau ketika kita akan menjangkau nada-nada yang beresiko.
Seorang penyanyi harus mampu melakukan kontrol nada (pitch control) ketika bernyanyi. Hal ini sangat penting dilakukan untuk menjaga konsistensi vokal, sehingga terhidar dari nada fals (atonal). Munculnya nada fals akan sangat menggangu kenikmatan pendengar. Akibatnya, cemoohanlah yang akan mendera si penyanyi. Bahkan, lebih parah lagi, ia akan kehilangan kredibilitas!
~ * Talenta Musik
Tuhan menciptakan manusia dengan karakter dan kemampuan masing-masing. Ada orang yang memiliki talenta musik yang baik, ada pula yang tidak memilikinya. Seseorang yang sama sekali tidak memiliki kecenderungan musik (musikalitas) yang baik, akan cukup sulit untuk menjaga dan mengontrol nada. Diperlukan kerja keras dan cerdas untuk mendapatkannya. Memang ada beberapa tips latihan vokal yang bisa mengatasinya, namun memerlukan waktu relatif lama.
Lain halnya dengan seseorang yang telah memiliki talenta musik (sekecil apapun itu). Melalui latihan intensif, ia akan lebih mudah menguasai dan mengontrol nada, hingga ia bisa bernyanyi mulus, tanpa fals sedikitpun.
~ *Range Vokal Penyanyi
Range Vokal adalah jarak antar nada dari satu interval ke interval lainnya. Dimana satu interval terdiri dari nada: do re mi fa sol la si. Sementara tata nada sebelum dan sesudahnya adalah interval lain.
Manusia pada umumnya, paling tidak memiliki 2 interval nada. Namun ada juga yang memiliki 6 interval, bahkan 8 interval nada. Vokalis Steel Hearth, Mariah Carey, Whitney Houston adalah beberapa penyanyi dengan range vokal sangat panjang.
~ *Nah, apa hubungannya dengan Fals?
Penyanyi dengan range vokal pendek, dia akan kesulitan menjangkau nada-nada yang terlampau tinggi atau rendah. Saat itulah yang paling rawan bagi mereka.
~ *Penguasaan Teknik Vokal
Bagi para penyanyi dengan range vokal pendek, sebetulnya ada beberapa cara untuk menghindari ranjau-ranjau fals. Diantaranya adalah dengan menggunakan teknik falseto dan cop stemp. Kedua cara ini hampir sama, yakni dengan menggunakan nada ’palsu’ ketika menemui nada-nada tinggi. Perbedaanya adalah output power cop stemp lebih kuat dibandingkan dengan teknik falseto. Sehingga, dengan cop stemp, seolah-olah ia mengeluarkan nada ’asli’ atau normal.
Nah, jika kedua teknik ini tidak dikuasai, maka nada fals akan relatif banyak ditemukan.
~ *Tingkat Kesulitan Lagu
Tingkat kesulitan lagu berbeda-beda. Mulai dari yang hanya memiliki dua atau tiga chord saja. Hingga lagu yang memiliki puluhan chord dalam musik pengiringnya. Untuk lagu yang relatif mudah, tentunya tidak terlalu dibutuhkan kemampuan ekstra untuk mengontrol nada. Tetapi, ketika menyanyikan lagu dengan tingkat kesulitan tinggi, seringkali diperlukan beberapa kali latihan penguasaan untuk mendapatkan kualitas vokal yang mulus dari lagu tersebut. Hal ini tidak hanya dialami oleh para penyanyi pemula, tetapi juga oleh para penyanyi kaliber profesional sekali pun. Terutama dalam take vokal untuk rekaman di studio. Seorang penyanyi profesional bisa berkali-kali mengulang baris lagu yang sulit, untuk mencapai tone yang sempurna.
~ *Perangkat Audio Pendukung
Selain faktor internal penyanyi, faktor eksternal juga turut menentukan munculnya nada fals. Misalnya dalam sebuah pertunjukan di dalam gedung yang tidak disertai dengan setting akustik ruangan yang memadai, kemudian kualitas sound system seadanya, dengan tanpa disertai monitor vokal yang baik, niscaya si penyanyi akan sangat kesulitan untuk mengontrol nada.
Sehebat apapun kemampuan vokal si penyanyi, jika menghadapai kondisi seperti itu akan sangat sangat keteteran. Gedung tanpa penataan akustik yang baik, akan menimbulkan gaung yang sangat mengganggu stabilitas tempo. Akibatnya sangat fatal, konsentrasi penyanyi terganggu, harmonisasi musik dan lagu semakin kacau, karena si penyanyi akan menggunakan acuan tempo musik hasil pantulan (gaung), sementara si pendengar/penonton mendengarkan tempo yang asli.
banyak kan diantara teman2 yang ingin belajar olah vocal ato kepingin bisa nyanyi..? Nah, disini saya ada sedikit tips yang saya dapet dari orang2 yang berpengalaman dibidang vocal.
untuk memulai latihan vokal yang baik itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan;
~*1. Relax.
Seluruh badan mulai dari kepala sampai ujung kaki harus diberi latihan supaya santai.
Misal:
ambil napas pelan-pelan, lalu hembuskan. Diulang terus dengan teratur.
Bisa juga pada saat menghembuskan badan kamu bungkukkan badan (kayak posisi rukuk waktu sholat, tapi kepala nggak lihat ke depan, tapi ke bawah (bahkan agak ngeliat ke belakang lewat kolong kedua kaki), juntaikan tangan ke bawah. Digoyangkan biar relax. (posisi kedua telapak kaki lurus ke depan dengan jarak sejengkal di antara keduanya.
Lalu perlahan-lahan naik, angkat badan kamu, tapi tumpu kekuatan lewat punggung. Jadi kamu akan ngerasa kalau tulang belakang kamu itu perlahan-lahan naik ke atas ngikutin badanmu yang ikut tegak. Selama proses itu kamu bernapas dengan teratur. (Kalau ada temanmu, dia bisa memijat punggung sembari badanmu naik menuju posisi tegak.
Seluruh badan mulai dari kepala sampai ujung kaki harus diberi latihan supaya santai.
Misal:
ambil napas pelan-pelan, lalu hembuskan. Diulang terus dengan teratur.
Bisa juga pada saat menghembuskan badan kamu bungkukkan badan (kayak posisi rukuk waktu sholat, tapi kepala nggak lihat ke depan, tapi ke bawah (bahkan agak ngeliat ke belakang lewat kolong kedua kaki), juntaikan tangan ke bawah. Digoyangkan biar relax. (posisi kedua telapak kaki lurus ke depan dengan jarak sejengkal di antara keduanya.
Lalu perlahan-lahan naik, angkat badan kamu, tapi tumpu kekuatan lewat punggung. Jadi kamu akan ngerasa kalau tulang belakang kamu itu perlahan-lahan naik ke atas ngikutin badanmu yang ikut tegak. Selama proses itu kamu bernapas dengan teratur. (Kalau ada temanmu, dia bisa memijat punggung sembari badanmu naik menuju posisi tegak.
Itu sangat membantu proses relaksasi.
~ *2. Latih bagian rahang dengan huruf-huruf vokal dan konsonan. Ingat, rahang harus relaks.
A I U E O
A I U E O
latihan diafraghma:
huruf K-Ch-K-ch-sssst-th. dengan tempo cepat.
ho-ho-ho…ha-ha-ha
ho-ho-ho…ha-ha-ha
Lalu latihan wilayah nasal (hidung):
“nya-nya-nya” dengan benar-benar menekankan suara cempreng dari hidung.
“nya-nya-nya” dengan benar-benar menekankan suara cempreng dari hidung.
Lalu latihan bibir
nyanyikan tangga nada dengan bibir terkatup jadi bunyinya bakal
“brrrrr-brrrr-brrr-brrr”
nyanyikan tangga nada, arpeggio, secara staccato (patah) maupun legato.
nyanyikan tangga nada dengan bibir terkatup jadi bunyinya bakal
“brrrrr-brrrr-brrr-brrr”
nyanyikan tangga nada, arpeggio, secara staccato (patah) maupun legato.
Latihan lidah
“La-la-la. ra ra ra, tatata.”
“La-la-la. ra ra ra, tatata.”
(biar ga bosen bisa sekalian latih semuanya pakai tangga nada, arpeggio.)
~ *3. Setelah sudah relaks, kamu baru boleh nyanyi.
Ketika nyanyi, harus konsentrasi dengan target nada. Napas harus teratur dan kontrol power dengan baik.
Ketika nyanyi, harus konsentrasi dengan target nada. Napas harus teratur dan kontrol power dengan baik.
Ini adalah bagian utama dan terpenting dalam sebuah latihan vocal. Kalian tahu kenapa..? Karena nafas adalah penggerak utama dari suara. Kuatnya nafas dapat menimbulkan dan menciptakan getaran sebagai sumber dari pada “ Bunyi “. Dan nafas juga sebagai Vitamin yang paling ampuh untuk menyehatkan suara. Makanya pernafasan harus dilatih dengan baik dan teliti.
Dalam bernyanyi, kita mengenal 3 ( tiga ) jenis pernafasan. Masing – masing mempunyai kelebihan dan kelemahan tersendiri:
~ *1. Pernafasan Bahu
Yaitu pada saat mengambil / menarik nafas, dilakukan dengan mengangkat bahu untuk mengisi paru-paru. Cara seperti ini tidak begitu baik, karena nafas yang dihasilkan dangkal dan mengakibatkan kalimat jadi terputus-putus.
Yaitu pada saat mengambil / menarik nafas, dilakukan dengan mengangkat bahu untuk mengisi paru-paru. Cara seperti ini tidak begitu baik, karena nafas yang dihasilkan dangkal dan mengakibatkan kalimat jadi terputus-putus.
~ *2. Pernafasan Dada
Yaitu dengan membusungkan dada pada saat menarik nafas untuk mengisi paru-paru. Cara seperti ini juga tidak begitu baik, karena jadi terkesan cepat lelah dan akibatnya suara jadi tidak stabil dan terputus-putus.
Yaitu dengan membusungkan dada pada saat menarik nafas untuk mengisi paru-paru. Cara seperti ini juga tidak begitu baik, karena jadi terkesan cepat lelah dan akibatnya suara jadi tidak stabil dan terputus-putus.
~ *3. Pernapasan Diafragma
Lazim kita sebut dengan pernafasan rongga perut. Yaitu menarik / mengambil nafas untuk mengisi paru-paru dengan mengembangkan rongga perut atau diafragma, serta mengembangkan tulang rusuk. Cara inilah yang terbaik yang dilakukan untuk bernyanyi, karena akan menghasilkan nafas yang panjang, ringan, santai dan produksi suara lebih bermutu.
Lazim kita sebut dengan pernafasan rongga perut. Yaitu menarik / mengambil nafas untuk mengisi paru-paru dengan mengembangkan rongga perut atau diafragma, serta mengembangkan tulang rusuk. Cara inilah yang terbaik yang dilakukan untuk bernyanyi, karena akan menghasilkan nafas yang panjang, ringan, santai dan produksi suara lebih bermutu.
Dengan pernafasan diafargma penyanyi dapat leluasa dalam berekspresi karena tidak ada tekanan dan desakan dalam pernafasan.
***Cara melatih pernapasan dalam menyanyi
~ *a. Dengan berdiri santai, badan lurus, sambil meletakkan ujung jempol jari di ujung tulang rusuk terbawah. Tariklah nafas melalui hidung dengan cara perlahan atau dengan cepat, dan rasakan bahwa jempol kamu tadi terdorong kesebelah luar, sebagai reaksi dari melonggarnya tulang iga.
Jika telah terasa penuh, kemudian nafas tadi dikeluarkan dalam bentuk senandung vocal “a” atau konsonan “s” ataupun dengan hitungan. Yang jelas bukan dengan cara mendorong, tapi mengeluarkan nafas sehemat mungkin.
Lakukan minimal 20x setiap hari atau setiap ada kesempatan buat latihan. Ini akan membuat otot-otot perut kamu menjadi semakin kokoh dan kuat.
Jika telah terasa penuh, kemudian nafas tadi dikeluarkan dalam bentuk senandung vocal “a” atau konsonan “s” ataupun dengan hitungan. Yang jelas bukan dengan cara mendorong, tapi mengeluarkan nafas sehemat mungkin.
Lakukan minimal 20x setiap hari atau setiap ada kesempatan buat latihan. Ini akan membuat otot-otot perut kamu menjadi semakin kokoh dan kuat.
~ *b. Dengan posisi tidur terlentang lurus dan kedua tangan diletakkan sejajar dengan tubuh. Letakkan beberapa benda seperti buku diatas perut sebagai beban dan tariklah nafas seperti bagian “a” diatas serta rasakan bahwa beban diatas perut terangkat keatas, juga rasakan tulang rusuk ikut mendorongnya.
Jika telah terasa penuh, keluarkan lagi seperti yang “a” tadi dan lakukan minimal 20x sehari ato tambahan kapan aja kamu punya waktu buat latihan.
Latihan ini bisa membuat otot perut menjadi kokoh serta kita pun jadi santai untuk mengucapkan kalimat. Selain itu juga dapat merubah kebiasaan bernafas yang dilakukan dengan mengangkat bahu atau membusungkan dada.
Ada juga cara buat nguatin otot perut yaitu dengan tertawa terbahak bahak , sampai terasa klo perut tergoncang goncang. Tapi klo latihan ini harus dilakukan dengan sangat hati hati, karena nanti bisa dibilang orang gila (hehehe)
Jika telah terasa penuh, keluarkan lagi seperti yang “a” tadi dan lakukan minimal 20x sehari ato tambahan kapan aja kamu punya waktu buat latihan.
Latihan ini bisa membuat otot perut menjadi kokoh serta kita pun jadi santai untuk mengucapkan kalimat. Selain itu juga dapat merubah kebiasaan bernafas yang dilakukan dengan mengangkat bahu atau membusungkan dada.
Pengambilan nafas pada saat memulai lagu atau awal kalimat lagu dapat dilakukan dengan menarik nafas melalui hidung dengan santai. Namun jika pada saat bernyanyi atau ditengah lagu sebaiknya dilakukan dengan singkat atau dengan mendengkus, seperti kita nyium aroma yang harum atau aroma makanan.
Pada pernafasan yang demikian, kita hanya mengembangkan pernafasan “alami” yang kita miliki, akan tetapi jika pernafasan alami “naik turunnya sama” sedangkan penyanyian itu “ menarik nafas dengan cepat dan mengeluarkannya dengan sehemat mungkin” karena tujuan utama kita adalah menyelesaikan satu kalimat dalam satu tarikan nafas. Dengan demikian kalimat yang kita ucapkan /nyanyikan kedengaran indah dan bermutu, tidak tersendat-sendat.
Pada pernafasan yang demikian, kita hanya mengembangkan pernafasan “alami” yang kita miliki, akan tetapi jika pernafasan alami “naik turunnya sama” sedangkan penyanyian itu “ menarik nafas dengan cepat dan mengeluarkannya dengan sehemat mungkin” karena tujuan utama kita adalah menyelesaikan satu kalimat dalam satu tarikan nafas. Dengan demikian kalimat yang kita ucapkan /nyanyikan kedengaran indah dan bermutu, tidak tersendat-sendat.
Huruf Vokal dan Konsonan yang disusun menjadi sebuah Kata, dan kemudian kata disusun menjadi Kalimat. Setelah sebelumnya kita memahami tentang artikulasi, nah sekarang giliran kita pelajari tentang bagaimana “menyanyikan kalimat lagu / lirik dengan baik” supaya kalimat lagu tersebut dapat memberikan, menjelaskan tema dan menyampaikan berbagai pesan dari sebuah karya kepada pendengar / penonton pada saat bernyanyi.
BERNYANYI adalah menampilkan NYANYIAN / LAGU maka setiap pelaku harus :
BERNYANYI adalah menampilkan NYANYIAN / LAGU maka setiap pelaku harus :
1. Memahami arti setiap kalimat yang dinyanyikan.
2. Memahami tujuan/pesan/karakter dari pada nyanyian secara keseluruhan.
3. Menyadari bahwa susunan nada-nada yang ditulis untuk dinyanyikan adalah suatu kesatuan, artinya tidak terpenggal-penggal dari sudut susunan melodinya.
2. Memahami tujuan/pesan/karakter dari pada nyanyian secara keseluruhan.
3. Menyadari bahwa susunan nada-nada yang ditulis untuk dinyanyikan adalah suatu kesatuan, artinya tidak terpenggal-penggal dari sudut susunan melodinya.
Ketiga unsur diatas dipadu menjadi satu, untuk dapat menampilkan : “Bagaimana membaca kalimat tanpa lagu dan Bagaimana menyanyikan kalimat lagu tanpa teks”
a. Kalimat bahasa.
Untuk menghayati isi kata-kata, perlu juga dipedomani aturan “TATA BAHASA” yang kita miliki untuk mencari :
1. Mana kelompok kata yang merupakan satu kesatuan, yaitu: -bahwa setiap pemenggalan kalimat harus mengandung arti yang sebenarnya dan disesuaikan dengan melodi dan irama.
2. Mana kata pokok/thema yang perlu penegasan/penonjolan dan diucapkan
lebih keras kemudian diberi tanda dinamika.
3. Pada bagian kata mana aksen harus dimunculkan atau ditonjolkan.
Untuk menghayati isi kata-kata, perlu juga dipedomani aturan “TATA BAHASA” yang kita miliki untuk mencari :
1. Mana kelompok kata yang merupakan satu kesatuan, yaitu: -bahwa setiap pemenggalan kalimat harus mengandung arti yang sebenarnya dan disesuaikan dengan melodi dan irama.
2. Mana kata pokok/thema yang perlu penegasan/penonjolan dan diucapkan
lebih keras kemudian diberi tanda dinamika.
3. Pada bagian kata mana aksen harus dimunculkan atau ditonjolkan.
b. Kalimat musik.
Kalimat musik terdiri dari “nada-nada” yang merupakan “motif” atau “thema” yang mengungkapkan suatu ide musik, misalnya:
1. Kelompok nada: yaitu dimana ditemukan beberapa nada yang berulang dinyanyikan.
2. Puncak lagu : yang biasanya selalu terdapat pada nada tertinggi pada sebuah lagu.
3. Tekanan nada : yang didalam musik ditentukan oleh irama, dan biasanya terdapat disetiap awal birama.
Kalimat musik terdiri dari “nada-nada” yang merupakan “motif” atau “thema” yang mengungkapkan suatu ide musik, misalnya:
1. Kelompok nada: yaitu dimana ditemukan beberapa nada yang berulang dinyanyikan.
2. Puncak lagu : yang biasanya selalu terdapat pada nada tertinggi pada sebuah lagu.
3. Tekanan nada : yang didalam musik ditentukan oleh irama, dan biasanya terdapat disetiap awal birama.
c. Kalimat yang dinyanyikan.
Biasanya terdapat dua bentuk kalimat yang dinyanyikan, yaitu:
1. Nyanyian Recitative : yaitu dimana pernan kata-kata lebih menonjol dibanding dengan peranan melodi.
2. Nyanyian Melismatis: peranan melodi lebih menonjol dari pada melodi, dan terdapat satu kata yang dinyanyikan dengan serangkaian nada.
Biasanya terdapat dua bentuk kalimat yang dinyanyikan, yaitu:
1. Nyanyian Recitative : yaitu dimana pernan kata-kata lebih menonjol dibanding dengan peranan melodi.
2. Nyanyian Melismatis: peranan melodi lebih menonjol dari pada melodi, dan terdapat satu kata yang dinyanyikan dengan serangkaian nada.
Menyanyikan kalimat lagu dengan utuh, tidaklah sesederhana “membaca kalimat” karena disamping pemahaman arti kalimat yang harus diucapkan dengan sejelas mungkin karena gangguan-gangguan lain akan timbul pada saat bernyanyi, karena adanya tanda-tanda dinamika dan lain-lain yang harus dikerjakan bersamaan dengan pemenggalan kalimat, antara lain:
- Ketidak mahiran dalam pengambilan dan penggunaan nafas selama bernyanyi.
- Adanya istilah-istilah musik yang mendukung sebuah karya pada saat diciptakan, seperti:
1. Legato, yang biasanya menimbulkan pemborosan dalam hal pernafasan
2. Deoresendo dan Oresendo, yang memaksa penyanyi untuk memperluas dan mempersempit wilayah bunyi pada saat penyanyian dilaksanakan.
3. Staccato, pemenggalan suku kata karena tuntutan melodi yang tidak dikuasai, tanpa menghilangkan keutuhan kalimat ssecaara keseluruhan.
4. Accelerando dan Rittardando, percepatan dan perlambatan tempo pada pada satu penggalan kalimat , serta pada puncak nada tertinggi atau terendah yang berbanding terbalik dengan pernafasan dan persiapan nafas yang masih tersisa untuk digunakan.
- Ketidak mahiran dalam pengambilan dan penggunaan nafas selama bernyanyi.
- Adanya istilah-istilah musik yang mendukung sebuah karya pada saat diciptakan, seperti:
1. Legato, yang biasanya menimbulkan pemborosan dalam hal pernafasan
2. Deoresendo dan Oresendo, yang memaksa penyanyi untuk memperluas dan mempersempit wilayah bunyi pada saat penyanyian dilaksanakan.
3. Staccato, pemenggalan suku kata karena tuntutan melodi yang tidak dikuasai, tanpa menghilangkan keutuhan kalimat ssecaara keseluruhan.
4. Accelerando dan Rittardando, percepatan dan perlambatan tempo pada pada satu penggalan kalimat , serta pada puncak nada tertinggi atau terendah yang berbanding terbalik dengan pernafasan dan persiapan nafas yang masih tersisa untuk digunakan.
Dari beberapa tantangan dan hambatan yang ada, maka untuk mendapatkan “frasering” yang baik dan utuh. Keseluruhan aspek/tahapan diatas harus benar-benar dilatih lebih dahulu kemudian diterapkan “sepanjang nyanyian” sehingga tujuan “BAGAIMANA MEMBUAT KALIMAT LAGU, MEMBERI ARTI, dan MAKNA, akan tercapai dengan baik.
Jadi intinya seperti ini, sebelum menyanyikan sebuah lagu ada baiknya kita tulis dulu liriknya dan kemudian kita perhatikan dimana tempat tempat untuk mengambil nafas dan dimana huruf-huruf yang boros dengan nafas. Minimal pemenggalan kata untuk menarik nafas adalah 2 bar. Contohnya seperti ini : kamu pernah dengar kan lagunya Kerispatih ( Tapi Bukan Aku ). Lirik pertama, “Jangan lagi… kausesalai… keputusanku”. Sesimpel yang kamu dengar itu ada dua kali pemenggalan. Tapi itu salah, kamu harus menyanyikan keseluruhannya dalam satu nafas. Namun untuk pemula dapat dipenggal menjadi dua nafas” Jangan lagi….- Kausesali… Keputusanku… ” atau “Jangan lagi… Kausesali… keputusanku…” . Kemudian kita juga harus paham bahwa ada satu kalimat atau kata yang g boleh terpotong sama sekali. Coba perhatikan bagian kedua ” Khianati rasa… Demi kei..nginan semu..” Nah bagian kalimat “Demi keinginan semu” itu sama sekali tidak boleh ada penarikan nafas dan tidak boleh terpenggal karena ” keinginan” adalah satu kata. klo terpisah maka kata itu g akan mempunyai arti.
Demikian deh buat kita pahami, makanya klo seorang penyani itu mempunyai buku lirik lagu bukan hanya karena dia g hafal, tapi karena Setiap lagu memang harus dipelajari baik-baik kalimatnya. Juga dari situ kita bisa paham dengan arti dan makna dari lagu tersebuat sehingga bisa menjiwai lagunya.
Bernyanyi adalah “berbicara” melalui syair lagu yang memiliki notasi/melodi/irama dan birama, dan didalam syairnya terkandung pesan, cerita, ikrar dll, yang harus disampaikan kepada penonton/pendengar dan harus dapat dimengerti apa tujuan dari pesan itu.
Jika kita hanya bernyanyi sendiri (solis) masih dibantu dengan mikrofon, nah tapi jika bernyanyi lebih dari satu orang, kemudian diiringi oleh musik tertentu, akan lebih sulit untuk memahami setiap kalimat/kata yang dilantunkan jika “ARTIKULASI” tidak dilatih dengan baik. Sehingga penyanyi dan penonton sama-sama tidak dapat menikmati penampilan penyanyi, karena akan berakibat pada :
- terganggunya keindahan lagu.
- pengertian syair menjadi kabur.
- terganggunya keindahan lagu.
- pengertian syair menjadi kabur.
So,, Bagaimana Ngatasinnya???
Sebelumnya kita udah bahas mengenai Vocal dan Konsonan, dan cara-cara pengucapan sebuah kata / kalimat lagu. Suku kata atau kata, jika pada saat membaca atau berbicara, memiliki aksen aksen tertentu dan tekanan pada bagian-bagian tertentu. Maka pada saat bernyanyi, tekanan/aksen tersebut harus mengacu kepada melodi lagu
Pada saat memulai kalimat lagu, yang menjadi perhatian kita adalah “huruf” apa yang pertama diucapkan, sehingga penyanyi dapat mempersiapkan ‘ucapannya”sesuai dengan cara pengucapan masing masing huruf. Karena jika tidak demikian, ucapan itu menjadi tidak jelas, karena terburu-buru untuk mengucapkannya
Harus diperhatikan beberapa konsonan, yang jika diucapkan akan mengakibatkan pemborosan pada “nafas” misalnya konsonan [H] dan konsonan [S]. Jika kedua konsonan ini ada pada saat awal lagu, upayakan segera menutupnya dengan “vocal” yang mengikutinya. Demikian juga jika kedua konsonan ini ada ditengah kalimat lagu, akan lebih merepotkan karena tujuan kita untuk menyambung kalimat lagu menjadi terganggu.
Jika pada awal lagu dimulai dengan huruf “VOCAL”, misalnya INDONESIA RAYA dsb, Harus diupayakan agar “vocal” ini diawali dengan konsonan tertentu, misalnya dengan konsonan [M, N atau H] agar tidak terkesan meledak pada saat mengucapkannya.
Memberikan perhatian khusus pada pengucapan beberapa konsonan yang hampir sama, antara lain:
a. antara M dan N serta NG
b. antara G dan K
c. antara T dan D
d. antara B dan P, yang hanya dibedakan oleh besar kecilnya ledakan yang dicipyakan pada saat mengucapkaannya.
a. antara M dan N serta NG
b. antara G dan K
c. antara T dan D
d. antara B dan P, yang hanya dibedakan oleh besar kecilnya ledakan yang dicipyakan pada saat mengucapkaannya.
Menyambung kata dan suku kata, menjadi satu kesatuan yang diucapkan denga mengalir, khususnya jika terdapat dua konsonan sejajar atau berdekatan. Jangan sampai salah satunya tertinggal atau tidak terucapkan.
Bila satu kata ditutup dengan huruf nasal/sengau, maka sebaiknya konsonan sengau tersebut diucapkan secara singkat pada saat akan mengakhiri kalimat, atau sejenak menjelang awal istirahat berikutnya. Dengan kata lain, penahanan bunyi diberikan pada vocal yang mendahuluinya.
Berhati-hati lah dengan konsonan semu, yang timbul pada saat memulai kalimat atau mengakhiri kalimat yang disebabkan oleh beberapa faktor, agar dihindari dengan baik. Misalnya pada pengucapan :
a. besok menjadi mbesok
b. sebab menjadi sebabh
a. besok menjadi mbesok
b. sebab menjadi sebabh
Konsonan R, M, N, dan NG serta beberapa konsonan lainnya yang menutup kata, sering tidak terdengar diucapkan, khususnya pada ending lagu. Jangan menutup bunyi sebelum konsonan ini terucapkan dengan benar. Misalnya :
- dengan menjadi denga
- lahir menjadi lahi
- bersyukur menjadi bersyuku
dst
- dengan menjadi denga
- lahir menjadi lahi
- bersyukur menjadi bersyuku
dst
Adanya huruf dipotong atau umlaud, yaitu dua buah vocal yang berdekatan, misalnya : AU-OE UI-AI dst, seharusnya tidak dipisahkan mengucapkannya. Akan tetapi harus disambung dan ditekan/aksen diberikan pada vocal pertama, sedangkan vocal berikutnya hanya melintas saja, yang ditandai dengan pergeseran alatartikulasi pada saat mengucapkannya.
Vocal yang dinyanyikan dengan beberapa notasi yang biasa disebut “legato” harus dijaga agar keutuhan & keberadaan setiap nada tetap terdengar dengan jelas. Untuk mengatasinya dapat dilakukan dengan menambahkan konsonan “H” secara samar-samar (tidak terdengar keluar) pada setiap perpindahan nada ataun. gimana, dah jelas? ato penyampaiannya kurang mengena? coba dulu deh, ntar tanyain aja sama aku mana yang kurang jelas, insyaAlloh aku akan jawab, ok !
vokal adalah instrumen yang sangat unik, dan instrumen vokal bukan cuma pita suara kamu aja, tapi termasuk diafragma, lidah, juga resonance bodynya adalah muka.
hati2 memperlakukan vokal kamu. suara metal boleh2 aja asal kita sadar betul bahwa itu hanyalah efek. banyak penyanyi rock yang harus operasi karena timbul nodal di tenggorokannya.
nodal adalah daging yang tumbuh akibat resistance terhadap paksaan. jadi kalo lo nyanyi dipaksa terus-menerus, bisa tumbuh nodal.
jadi pemanasan itu penting, bukan biar suara lo bagus aja, tapi buat keselamatan vokal lo. karena vokal lo adalah asset yang sangat berharga pemberian Tuhan.
cara pemanasan yang simple, nyanyi aja pelan2 major scale (do re mi dst.) naik turun. atau hanya naik ke 5th (sol) turun lagi. jangan pernah paksain sampe tinggi2, nanti kalo suara udah panas, rangenya otomatis bakal nambah sendiri kok.
untuk pemanasan diafragma, nyanyi do re mi re do, dengan “HO” jadi ho ho ho ho ho dan rasakan bagaimana diafragma lo memberi penekanan untuk power.
A. Sebelum memulai latihan :
1. Dasar [pengucapan kerongkongan] adalah memasukkan udara kedalam kerongkongan
2. Untuk itu pertama-tama latihan menelan udara sangat perlu. Tetapi karena tidak terbiasa, mekanisme menelan udara ke dalam kerongkongan pada awalnya susah, dan cukup sulit memegang rahasianya
3. Mari kita pegang rahasia mekanisme alami ‘cara minum teh, yaitu mengendurkan mulut kerongkongan yang menyempit, kemudian masukkan udara dalam mulut bersamaan dengan teh ke dalam kerongkonga. Dengan membalikkan aliran udara ini suara baru akan keluar.
4. Jika udara bisa masuk ke dalam kerongkongan dengan baik,suara dasar akan keluar dengan cukup mudah
5. [Cara minum teh] adalah cara awal termudah untuk memahirkan hal diatas
6. Bacalah dengan baik hal berikut ini, dan berlatihlah dengan mematuhi urutannya!
B. Persiapan Sebelum Latihan
1. Siapkan teh atau air dengan suhu untuk mudah dimminum dalam cangkir teh. Hati-hati jangan terlalu panas.
2. Duduklah dengan tegak dan punggung lurus di kursi yang enak dan dengan ketinggian secukupnya. Dengan punggung bersandar akan kurang berhasil.
3. Hadapkan muka lurus ke depan secara alami. Menunduk akan memberi tekanan pada tenggorokan sehingga suara akan susah keluar.
4. Bukalah lebar-lebar tangan kiri, dan dari atas baju tekanlah pelan-pelan lubang tenggorokan dengan telapak tanan kiri. Menekan keluarnya udara dari lubang tenggorokan secara tidak perlu, hal ini untuk mempermudah membalikkan aliran udara di dalam kerongkongan.
5. Pegang cangkir dengan tangan kanan, dan bawa ke posisi yang paling enak agar dengan mudah kita bisa minum teh tersebut.
6. Hilangkan tenaga pada bahu dan leher, beradalah dalam posisi santai. Persiapan sudah selesai.
C. Urutan Latihan
1. Pertama, masukkan teh ke dalam mulut dengan jumlah yang bisa diminum dengan sekali teguk.
2. Berikutnya, sedikit gelembungkan mulut, usahakan agar teh dan udara terasa seperti berbentuk bulat, dan hentikan sesaat pada bagian dalam tenggorokan.
3. Kemudian telanlah udara dan teh secara bersamaan, sekaligus dengan sekuat tenaga. Sehingga suara menelan ‘GLUK’ seolah-seoalah terdengar. Lita tidak boleh lengah dan tanggung. Jangan lupa tekan lubang tenggorokan dengan tangan kiri.
4. Waktu terasa teh melewati bagian dalam tenggorokan dan masuk ke mulut kerongkongan, sambil mengerahkan tenaga ke perut, sambil seolah memuntahkan udara yang ditelan, ucapkan ‘a’
Perhatian : Mengerahkan tenaga ke perut dinamakan ‘memberi tekanan perut’. Hal ini bukan berarti menekan perut ke bawah tetapi mengencangkan otot perut.
5. Bagaimana? Apakah bisa mengucapkan ‘a’ atau ‘ge’?
6. Meskipun suara aneh, suara seperti bunyi sendawa yang anda keluarkan, itulah suara dasar anda. Suara kedua anda sudah keluar. SELAMAT!
7. Seterusnya, ulangi latihan sampai beberapa kali. Sekali minum teh sekali melakukan pengucapan. Teruskan sampai bisa mengucapkan ‘a’ dengan mudah dan mulus.
8. Bagi yang tidak berhasil mengucapkan ‘a’ dengan cara di atas, ada dua kemungkinan sebab sebagaimana diterangkan dibawah ini. Yang mana sebabnya ada pada anda? atau Kedua-duanya juga mungkin ada pada Anda.
D. Orang yang dari Lubang Tenggorokannya Terus Menerus Keluar Udara
1. Kebiasaan bersuara dengan udara hasil pernafasan dengan paru-paru yang dilakukan sebelum menjalani operasi membekas dengan kuat. Tetapi, sadarilah bahwa setelah menjalani operasi suara yang kita keluarkan bukan berasal dari udara paru-paru.
2. Karena perasaan ingin mengeluarkan suara keras dengan jelas sangat kuat, menyebabkan kita memasukkan tenaga terlalu kuat ke tubuh atas. Santai dan lemaskan tubuh bagian atas!
3. Jangan berpikir terus-menerus untuk mengeluarkan suara! Pusatkan perhatian pada tenggorokan, laksanakan sebagaimana ingin memuntahkan teh dan udara yang sudah ditelan!
4. Pada saat mengucapkan ‘a’, kuatkan tekanan tangan kiri pada lubang tenggorokan sehingga udara tidak merembes keluar. Hal ini akan mempermudah memberi tekanan pada perut dan mempermudah membalikkan aliran udara.
5. Bagaimana? Dengan memperhatikan hal-hal ini, lakukan pengulangan beberapa kali! Sedikit lagi!
E. Orang yang Merasa Udara tidak Masuk ke dalam Keronggkongan untuk Menghasilkan Suara
1. Kalau kita minum teh bersamaan dengan udara dalam mulut dengan cepat, udara pasti masuk ke dalam kerongkongan. Karena saat membalikkan aliran udara dengan tekanan perut yang dilakukan segera setelah minum agak terlambat, maka kelihatannya udaranya menghilang.
2. Pada waktu terasa teh melewati tenggorokan, hampir bersamaan kerahkan tekanan perut dan ucapkan ‘a’ !
3. Meskipun pada waktu minum teh bibir tertutup, yang penting adalah tidak ada sela antara membuka bibir dengan mengucapkan ‘a’. Membukanya bibir yang tertutup bersamaan dengan pengucapan ‘a’. Jika ada sea di antar itu, maka udara akan terlanjur menghilang.
4. Pada awalnya, sekali minum teh sekali melakukan pengucapan ‘a’. Sambil tetap memegang cangkir berisi teh, cobalah lakukan beberapa kali secara terus-menerus!
5. Bagaimana? Dengan tetap tidak menyerah dan terus mengulangi latiham, akan menemukan rahasianya.
F. Langkah Berikut Setelah Suara Dasar Keluar dengan Cara ‘Minum Teh’
1. Letakkan cangkir, berhentilah minum teh lanjutkan langkah berikut!
2. Dengan seolah-olah minum teh dalam mulut. Lakukan mekanisme menelan yang sama persis dan coba ucapkan ‘a’! Tangan kiri tetap menekan lubang tenggorokan.
3. Jika tanpa teh kurang berhasil mengucapkan ‘a’, gunakan air ludah sebagai pengganti teh dan coba lakukan hal yang sama !
4. Jika tanpa teh bisa mengucapkan ‘a’, sedikit demi sedikit kendurkan tekanan pada lubang tenggorokan, dan akhirnya lepaskan tangan kiri sampai bisa mengucapkan ‘a’.
5. Jika dengan tangan dilepaskan susah mengucapkan ‘a’, gunakanlah penghalang yang agak tebal. Pakaian denganbagian leher sempit dan tertutup sehingga bisa menekan lubang tenggorokan cukup bermanfaat
6. Jika bisa sampai sini maka suara dasar sudahlulus. Selamat. Sambil menikmati lakukan langkah berikutnya!
7. Meskipun tidak bisa melakukannya dengan mudah, tidak perlu terburu-buru. Kalau tidak berjalan dengan lancar, kembalilah ke awal dan coba lagisecara berurutan.
8. Dengan melanjutkan pengulangan, rahasia akan dipegang. Jangan terburu-buru, namun juga jangan malas, tetap berlatih dan mempunyai harapan.
G. Langkah Pengucapan Vokal
1. Ucapkan vokal a, i, u, e, o.
2. ‘a’ keluar dari rongga mulut yang dalam keadaan paling bebas, sedangkan suara vokal lain keluar dengan menyempitkan ataumendatarkan bentuk rongga mulut.
3. Pengucapan vokal mempunyai tingkat kesulitan berbeda, yaitu dari yang paling mudah ke paling sulit dengan urutan a, o, e, u, i. Lakukan latihan dari yang paling mudah.
4. Melatih pengucapan vokal yang sama 3, 5, 7, 10 kali secara terus menerus sambil disela-sela itu memasukkan udara, adalah penting dan efektif.
5. Berikutnya cobalah memanjangkan pengucapan vokal a-, o-, e-, u-, dan i-.
6. Vokal panjang mudah diucapkan dengan mengendurkan tenaga dan mengucapkan dengan suara halus. Kemudian, lanjutkan dengan latihan vokal yang setingkat lebih panjang a———, o——–.
7. Setelah vokal panjang, berikutnya gabungan dua vokal. Ucapkan gabungan dua vokal dengan gabungan bebas, ao-, oe-, ea-, oie-, eai- dan seterusnya.
8. Untuk hal ini, jangan putuskan suara antar vokal. Lakukan getaran suara dasar secara terus menerus, dan hanya dengan mengubah bentuk mulut secara sekaligus mengucapkan gabungan vokal. Dengan ini pengucapan vokal dinyatakan lulus.
H. Dari Pengucapan Konsonan ke Pengucapan Kata
1. Konsonan diucapkan dengan memanfaatkan alat pengatur suara seperti bibir, gigi, ujung lidah, pangkal lidah, langit-langit lunak dan rongga hidung. Karena bagian-bagian ini tidak berubah dengan sebelum operasi, maka kita tidak perlu berpikiran secara sulit. Cukup gunakan sebagaimana sebelum operasi.
2. Semua suara, seperti ka, sa ta, na, ha, ma, ya, ra, wa, ga, za, da, ba, pa bisa diucapkan dengan menggunakan alat pengatur suara yang sudah sangat dikenal dan menggabungkannya dengan 5 vokal. Latihlah semua ucapan dengan mengeluarkan suara.
3. Meskipun pada kenyataannya ada perbedaan antar individu, ada bunyi yang lebih mudah dan ada yang lebih susah untuk diucaapkan, latihlah dari yang paling mudah untuk memperoleh kepercayaan diri. Setelah itu perlahan-lahan cobalah ke bunyi yang lebih susah bagi anda.
4. Hanya suara deret ha memerlukan udara dalam jumlah banyak sehingga bagi kita yang menjalani operasi pemotongan pangkal tenggorokan sangat susah,. Tetapi dengandengan usaha terus-menerus akan berhasil baik. Mari berusaha.
5. Semua kata dalam bahasa Jepang merupakan gabungan konsonan dan vokal. Kalau andabisa mengucapkan 2-5 suara kata dangan satu nafas, sudah cukup untuk mengemukakan pikiran anda. Jika anda mengucapkan beberapa kata secara terus-meneruskan menjadi percakapan. Membaca keraskpun bisa.
6. Berikutnya, dengan menguasai [cara menghisap], ditambah dengan aksen (logat) dan kemampuan melagukan secara alami, [pengucapan kerongkongan] anda selangkah lagi mendekati kesempurnaan.
I. Perhatikan Pengucapan yang Salah
1. Orng yang sedang di tengah-tengah latihan [pengucapan kerongkongan] mudah salah menggunakan cara pengucapan yang tidak benar, yaitu [pengucapan tekak] dan [bisikan rongga mulut].
2. [pengucapan tekak] adalah suara yang mirip deret ka dan ga yang dikeluarkan dengan menggunakan dagu dan tekak. [bisikan rongga mulut] adalah suara bisikan yang mirip deret sa, ta, dan pa yang dihasilkan dengan menggunakan gigi, lida, bibir.
3. Suara ini adalah suara desahan dan ledakan yang dihasilkan dengan hanya menggunakan udara dalam rongga mulut saja. Karena tidak memanfaatkan getaran celah suara baru yang menghasilkan vokal sebagai suara dasar, maka suara ini terbatas dan tidak jelas. Suara ini berbeda kualitas dengan suara dari [pengucapankerongkongan] dan dikatakan pengucpan yang salah.
4. Mereka yang sebelum bisa mengeluarkan suara dasar, dengan caranya sendiri bisa mengeluarkan yang mirip suara, kemudian orang atau keluarga yang sudah terbiasa bisa memahaminya, ada bahaya sulit keluar dari kebiasaan salah pengucapan ini.
5. Jika sudah mulai mapan dengan latihan mendapatkan suara dasar dengan [cara minum teh], kekhawatiran terhadap salah pengucapan ini tidak perlu. Tetapi karena ingin bisa dimengerti oleh keluarga, banyak kasus salah pengucapan ini terjadi.
6. Dasar [pengucapan kerongkongan] adalah menggetarkan celah suara baru dengan menggunakan udara dalam kerongkongan. Dengan meraba bagian sedikit di atas lubang tenggorokan ada atau tidaknya getaran segera diketahui. jika terjadi [salah pengucapan] maka tenggorokan tidak bergetar.
7. Yang bersangkutan dan juga keluarga harus mengetahui [pengucapan kerongkongan] dengan benar, dan berhati-hatilah agar tidak menyesal karena terlanjur menjadi [salah pengucapan].
8. [salah pengucapan] yang lain adalah suara menelan dan suara dari pernapasan dengan lubang tenggorokan. Hampir semua penyebabnya adalah ingin cepat berbicara. Suara keras yang tidak jelas akan susah didengar dan menjadi penghalang percakapan alami. Cara terbaik untuk menghalangi suara yang tidak jelas adalah berbicara dengan pelan-pelan dan segera mengusai [cara menghisap].
Lanjut lagi dari pembahasan kita sebelumnya tentang Pembentukan Suara. Kali ini saya akan menjelaskan sedikit tentang Resonansi. Disekolah pernah belajar kan dulu?. Resonansi adalah seuatu upaya untuk membuat suara bergema / bergaung indah, bukan hanya sekedar kuat atau keras seperti berteriak. Atau dengan kata lain, bagaimana memperluas wilayah bunyi yang ditimbulkan getaran.
Gema itu harus terdengar indah dan teratur, sehingga apa yang kita ucapkan dapat dimengerti oleh pendengar.
Kita contohkan aja dengan:
a. Garpu tala yang yang dipukulkan dan yang dipegang saja, akan lebih luas wilayah bunyinya jika setelah dipukulkan ditempelkan di atas meja yang menjadi ruang gema dari getaran garpu tala tersebut.
b. Tali gitar yang dipetik dengan bantuan tongkat kayu akan lebih besar / luas wilayah bunyinya jika dipetik diatas badan gitar sendir, karena kotak / badannya itulah yang menjadi ruang gemanya.
c. Bertepuk tangan dengan membungkukkan kedua telapak tangan, akan lebih luas wilayah bunyinya dibanding jika kedua telapak tangan itu rata atau sejajar. Karena lengkungan telapak tangan telah menjadi ruang gema.
Nah.. Didalam menggemakan suara, seluruh alat-alat artikulasi seperti tersebut diatas menjadi alat-alatresonansi, namun terpusat pada tenggorokan dan mulut / rongga mulut, yang selalu harus diperluas dan senantiasa terbuka luas sepanjang penyanyian.
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memperluas ruang resonansi anntara lain:
a. Bersenandung mmmmm, dengan memperhatikan:
- bibir sisi luar dikatupkan ringan, tidak menjepit.
- gigi atas dan bawah tidak di rapatkan.
- lidah diletakkan rata dan ujung lidah menyentuh gigi bawah.
- rahang bawah di jatuh santai dan ringan.
- rongga mulut dan tenggorokan harus dibuka seluas mungkin sepertigaya sedang menguap.
- bibir sisi luar dikatupkan ringan, tidak menjepit.
- gigi atas dan bawah tidak di rapatkan.
- lidah diletakkan rata dan ujung lidah menyentuh gigi bawah.
- rahang bawah di jatuh santai dan ringan.
- rongga mulut dan tenggorokan harus dibuka seluas mungkin seperti
b. dengan berfantasi, atau membayangkan “bagaimana membuat sesuatu gerak
imitasi” jika kita sedang memakan buah yang harum dan airnya banyak (wuih,, Uenak banget… ). Bayangin aja seolah2 kamu mang lagi makan itu. ( jadi mau makan yang beneran neh ).
imitasi” jika kita sedang memakan buah yang harum dan airnya banyak (wuih,, Uenak banget… ). Bayangin aja seolah2 kamu mang lagi makan itu. ( jadi mau makan yang beneran neh ).
c. meniru gaya binatang buas yang sedang mengaum menghadapi mangsanya.
Sedikit lebih rumit untuk melatihnya, karena mungkin sulit menutup mulut dan meluaskan rongga dalam mulut.
Dengan latihan yang tekun pasti dapat meningkatkan resonansi untuk mendapatkan wilayah bunyi yang lebih luas, walaupun pada saat lagu dinyanyikan lembut atau keras.
Sumber



0 komentar "BELAJAR OLAH VOCAL", Baca atau Masukkan Komentar
Posting Komentar