
Dalam penampilannya, seorang utusan Tuhan sering membawakan nilai-nilai baru yang justru bertentangan dengan nilai-nilai yang sedang dianut oleh masyarakatnya, karena tugas seorang Rasul memang meluruskan penyimpangan nilai-nilai kebenaran. Alasan diturunkannya seorang Nabi ke suatu entitas masyarakat justru karena pada entitas masyarakat tersebut sedang berlangsung penyimpangan nilai-nilai kebenaran.
Oleh karena itu hampir semua Nabi pada awalnya pasti dimusuhi dan diusir oleh masyarakatnya, terutama oleh kelompok mapannya, karena kehadiran seorang Nabi dalam jangka pendek pasti merugikan kelompok mapan tersebut.
Menurut al Qur’an, seorang Rasul hadir di tengah-tengah masyarakat manusia dengan membawa petunjuk dan agama yang benar (Q/61:9), diperkuat dengan otoritas dan bukti (Q/11:96), berbicara dengan menggunakan bahasa masyarakatnya (Q/14:4), aktif menyampaikan seruan (Q/2:51), secara seimbang menyamaikan kabar gembiran dan memberikan peringatan (Q/2:119), memberikan keteladan yang sangat tinggi (Q/33:21) dan misinya bersifat rahmat bagi seluruh manusia (Q/21:107).
Dari itu maka pengiriman Rasul itu tak lain dimaksud agar dipatuhi oleh manusia (Q/4:64) , sejajar dengan kepatuhannya kepada Allah (Q/4:59). Kepada manusia diingatkan agar percaya kepada Rasul (Q/24:62), merespon secara positif seruan Rasul (Q/8:34), tidak berkhianat kepada Rasul (Q/8:27), tidak memperolok-olok (Q/15:11), tidak menyakiti (Q/ 33:53), tidak melawan (Q/ 58:5), tidak mendahulukan selain Rasul (Q/ 49:1), tidak menyepelekan (Q/24:63) dan bahkan ketika berbicara dengan Rasul pun hendaknya tidak dengan suara yang lebih keras dibanding suara Rasul (Q/49 :2). Akhlak tersebut di atas hanya mngkin dimiliki oleh orang yang percaya (iman) dan cinta kepada Rasul. Dalam sejarah dan riwayat dapat diketahui bahwa pada masa hidupnya, setiap Rasul banyak menghadapi orang yang tidak percaya, menentang, melecehkan, mengusir, dan bahkan membunuh Rasul.
Bagi kita yang tidak hidup sezaman dengan Rasul maka, iman dan kecintaan kepada Rasul diwujudkan dalam mengapresiasi ulama menjadi pewaris para rasul, mengikuti sunnah-sunnahnya, membaca salawat kepadanya, menziarahi makamnya dan hal-hal lain yang sifatnya memuliakan namanya.
0 komentar "AKHLAK TERHADAP UTUSAN TUHAN", Baca atau Masukkan Komentar
Posting Komentar